Hidrolisis Garam
[ LOGO SEKOLAH ]
Disusun oleh :
Norine (6)
XII MIPA 1
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
A. Tujuan
Peserta didik dapat menentukan
sifat beberapa larutan garam.
B. Dasar
Teori
Hidrolisis
garam adalah reaksi ion-ion garam (kation yang
berasal dari basa lemah atau anion yang berasal dari asam lemah) dengan air dan
membentuk larutan asam atau basa. Hidrolisis sendiri terbagi menjadi dua, yaitu
hidrolisis total dan hidrolisis Sebagian. Hidrolisis total yaitu reaksi
penguraian garam oleh air yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah,
sedangkan hidrolisis sebagian yaitu reaksi penguraian sebagian garam oleh air
yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat atau asam kuat dengan basa
lemah.
Garam sendiri dapat bersifat asam,
basa, atau netral bergantung dengan penyusun asam dan basanya, sehingga bisa
dibedakan sebagai berikut:
-
Asam kuat + Basa lemah = Asam
(pH < 7)
-
Basa kuat + Asam lemah =
Basa (pH > 7)
-
Asam kuat + Basa kuat = Netral (pH = 7)
- Asam lemah + Basa lemah = Sifatnya
ditentukan oleh konsentrasi asam dan konsentrasi basanya
· Jika Ka < Kb (asam lebih lemah daripada
basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
· Jika Ka > Kb (asam lebih kuat daripada
basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat asam.
· Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa)
maka larutan bersifat netral
Sifat larutan garam dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus
maupun larutan seperti Brom Timol Biru (BTB), larutan indikator PP, metil
jingga (MO), dan sebagainya.
C. Alat
dan Bahan
Alat |
Jumlah |
Bahan |
Jumlah |
Plat tetes |
1 |
Larutan CuSO4 1M |
3 tetes |
Larutan NaCl 1M |
3 tetes |
||
Larutan Na2CO3 1M |
3 tetes |
||
Larutan NaHCO3 1M |
3 tetes |
||
Larutan Brom Timol Biru (BTB) |
3 tetes |
||
Larutan Indikator PP |
3 tetes |
||
Kertas lakmus merah |
4 buah |
||
Kertas lakmus biru |
4 buah |
D.
Prosedur Kerja
1. Ambil masing-maining 3 tetes larutan
CuSO4 1M, Larutan NaCl 1M, larutan NaCO3 1M, dan larutan
NaHCO3 1M.
2. Uji masing-masing larutan tersebut
dengan larutan BTB sebanyak 3 tetes.
3. Uji masing-masing larutan tersebut
dengan larutan indikator PP sebanyak 3 tetes.
4. Uji masing-masing larutan tersebut
dengan kertas lakmus merah sebanyak 4 buah, masing-masing 1 kertas tiap
larutan.
5. Uji masing-masing larutan tersebut
dengan kertas lakmus biru sebanyak 4 buah, masing-masing 1 kertas tiap larutan.
6. Cata perubahan warnanya.
7. Bersihkan semua alat dan rapikan
kembali.
E.
Hasil Pengamatan
Larutan
garam |
Hasil |
Sifat larutan garam |
|||
BTB |
PP |
Lakmus
Merah |
Lakmus
Biru |
||
Larutan CuSO4 1M |
Kuning |
Biru
muda |
Merah |
Merah |
Asam |
Larutan NaCl 1M |
Biru muda |
Tidak
berwarna |
Merah |
Biru |
Netral |
Larutan Na2CO3 1M |
Biru tua |
Merah
muda |
Biru |
Biru |
Basa |
Larutan NaHCO3 1M |
Biru tua |
Merah
muda |
Biru |
Biru |
Basa |
F.
Pembahasan
Dalam
table indikator asam-basa, diketahui bahwa perubahan warna yang terjadi setelah
ditetesi BTB menunjukkan rentang warna kuning hingga biru. Warna kuning
menunjukkan larutan tersebut bersifat asam dengan pH 6,0 hingga <7 dan warna
biru menunjukkan larutan bersifat basa dengan pH >7 hingga 7,6, jika netral
maka larutan akan menunjukkan warna hijau-biru. Sedangkan untuk indikator PP,
rentang warnanya mulai dari tidak berwarna hingga merah muda dengan rentang pH
8,3-10 sehingga semakin berwarna merah muda, sifatnya semakin basa. Jika
menunjukkan asam, maka larutan tidak akan menghasilkan perubahan warna. Dan
untuk kertas lakmus, kertas akan berwarna merah jika asam dengan pH mulai dari
5,5 hingga <7 sedangkan biru jika larutan bersifat basa dengan pH >7 hingga
8.0.
-
Larutan CuSO4 1M
memiliki warna asal biru muda, ketika di tetesi larutan BTB warnanya mengalami
perubahan menjadi kuning. Saat ditetesi indikator PP warnanya tidak berubah,
sehingga dapat diketahui bahwa hasilnya tidak berwarna, lakmus biru berubah
menjadi warna merah, dan lakmus merah tidak berubah warna. Berdasarkan tabel
indikator asam basa, warna yang dihasilkan setelah reaksi menunjukkan sifat
asam yang kemudian diketahui bahwa larutan CuSO4 berasal dari asam
kuat dan basa lemah sehingga mengalami hidrolisis Sebagian.
-
Larutan NaCl 1M saat ditetesi
BTB berwarna biru muda, saat ditetesi PP tidak berwarna, dan tidak mengubah
warna kertas lakmus sehingga menunjukkan NaCl bersifat netral yang kemudian
diketahui bahwa larutan NaCl berasal dari asam kuat dan basa kuat sehingga
tidak mengalami hidrolisis.
-
Larutan Na2CO3
dan NaHCO3 memiliki reaksi yang sama saat diuji, ketika ditetesi BTB
warnanya menjadi Biru tua, saat ditetesi PP warnanya menjadi merah muda, dan
kedua kertas lakmus menunjukkan warna biru. Warna yang dihasilkan setelah
reaksi menunjukkan sifat basa yang kemudian diketahui bahwa larutan Na2CO3
dan NaHCO3 berasal dari basa kuat dan asam lemah sehingga mengalami
hidrolisis sebagian.
G.
Kesimpulan
Dari percobaan
yang telah saya lakukan benar bahwa sifat larutan garam ada 3 yaitu basa, netral,
dan asam. Dalam menentukannya bisa menggunakan larutan BTB, PP, dan kertas
lakmus yang kemudian diperoleh setelah menyesuaikan dengan tabel indikator asam
basa bahwa larutan CuSO4 bersifat asam, larutan NaCl bersifat
netral, larutan Na2CO3 bersifat basa, dan larutan NaHCO3
bersifat basa. Larutan yang bersifat asam mengalami hidrolisis sebagian dan
larutan yang bersifat netral tidak mengalami hidrolisis karena ion-ion garam
yang beraksi dengan air berasal dari asam kuat dan basa kuat.
H.
Jawaban Pertanyaan
1.
Apa yang anda ketahui tentang
hidrolisis garam?
Hidrolisis garam adalah reaksi
ion-ion garam (kation yang berasal dari basa lemah atau anion yang berasal dari
asam lemah) dengan air dan membentuk larutan asam atau basa.
2.
Sebutkan garam yang tidak
mengalami hidrolisasi!
NaCl 1M, terbentuk dari Basa kuat
+ Asam kuat
3.
Sebutkan garam yang mengalami
hidrolisasi!
– CuSO4 1M, terbentuk
dari Asam kuat + Basa lemah
–
Na2CO3 1M,
terbentuk dari Asam lemah + Basa kuat
–
NaHCO3 1M, terbentuk
dari Asam lemah + Basa kuat
0 Komentar