LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI BATUAN SEDIMEN KARBONAT (BSK) LAPRAK

 LAPORAN PRAKTIKUM

PETROLOGI


BATUAN SEDIMEN KARBONAT

Description: D:\Documents\Unduhan\Logo Undip statuta.jpg

Disusun Oleh

LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

 UNIVERSITAS DIPONEGORO

 

SEMARANG

MEI 2024

 

LEMBAR PENGESAHAN

 

Laporan Praktikum Petrologi Acara Batuan Sedimen Karbonat yang disusun oleh praktikan bernama x telah diperiksa dan disahkan pada

hari         :

tanggal   :

pukul      :

sebagai tugas Laporan Praktikum mata kuliah Petrologi.

 

 

 

 

 

 

   Semarang, 21 Mei 2024

Asisten Acara,                                                            Praktikan,

                                                                                   

 

 

x                                                                               x

NIM. 2100000000000                                               NIM. 2110000000000

 


 

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan............................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

Daftar Gambar............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Maksud..................................................................................................... 1

1.2  Tujuan..................................................................................................... 1

1.3  Waktu dan Tempat Pelaksanaan..................................................................................................... 1

BAB II HASIL DESKRIPSI

2.1    Lembar Deskripsi 1..................................................................................................... 2

2.2    Lembar Deskripsi 2..................................................................................................... 4

2.3    Lembar Deskripsi 3..................................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Lembar Deskripsi 1 Peraga PV – 06.............................................................................................................. 8

3.2 Lembar Deskripsi 2 Peraga PV – 15............................................................................................................ 10

3.3 Lembar Deskripsi 3 Peraga PV – 29............................................................................................................ 15

BAB IV PENUTUP

4.1    Kesimpulan................................................................................................... 21

4.2    Saran................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. iv

LAMPIRAN.............................................................................................................. v

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Maksud

  1. Mengetahui jenis batuan, warna, struktur, dan tekstur pada Batuan Sedimen Karbonat
  2. Mengetahui komposisi batuan yang terkandung dalam Batuan Sedimen Karbonat
  3. Mengetahui  penamaan Batuan Sedimen Karbonat berdasarkan Klasifikasi Grabau (1904), Folk (1959), Folk (1962), Dunham (1962), dan Embry Klovan (1971)
  4. Mengetahui petrogenesa Batuan Sedimen Karbonat

 

1.2  Tujuan

a.     Praktikan dapat mengetahui jenis batuan, warna, struktur, dan tekstur Batuan Sedimen Karbonat

b.     Praktikan dapat mengidentifikasi komposisi yang terkandung dalam Batuan Sedimen Karbonat

  1. Praktikan dapat menentukan nama suatu batuan Batuan Sedimen Karbonat bedasarkan Klasifikasi Grabau (1904), Folk (1959), Folk (1962), Dunham (1962), dan Embry Klovan (1971)
  2. Praktikan dapat mengetahui petrogenesa Batuan Sedimen Karbonat

 

1.3  Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum Petrologi acara Batuan Sedimen Karbonat telah dilaksanakan pada :

      hari                  : Selasa

      tanggal            : 30 April 2024

      pukul               : 07.30 - selesai

      tempat             : Ruang 202, Gedung Pertamina Sukowati

 

 

BAB II

HASIL DESKRIPSI

2. 1        Lembar Deskripsi 1


2. 2        Lembar Deskripsi 2


2. 3        Lembar Deskripsi 3




BAB III

PEMBAHASAN

            Praktikum petrologi acara Batuan Sedimen Karbonat sesi materi dan sesi deskripsi telah dilaksanakan pada tanggal 30 April 2024 secara offline dimulai pada pukul 08.45 – selesai bertempat di Ruang 202, gedung Pertamina Sukowati. Pada sesi materi acara Batuan Karbonat, praktikan dijelaskan mengenai jenis batuan, tekstur, struktur, komposisi, klasifikasi, penamaan, serta petrogenesa Batuan Karbonat. Saat sesi deskripsi, praktikan melakukan pengamatan secara megaskopis untuk mendeskripsikan 3 peraga Batuan Sedimen Klastik. Tujuan dari deskripsi tersebut adalah untuk mengetahui dan menganalisis jenis batuan, warna, struktur, tekstur meliputi ukuran butir, bentuk butir, kemas, dan sortasi. Selain itu, deskripsi ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi komposisi yang terdapat pada peraga batuan Sedimen Karbonat beserta dengan mineral penyusunnya, serta melakukan penamaan pada peraga batuan berdasarkan tabel klasifikasi Batuan Sedimen Karbonat menurut Klasifikasi Grabau (1904), Folk (1959), Folk (1962), Dunham (1962), dan Embry Klovan (1971).

            Berikut adalah hasil deskripsi dari tiga Batuan Sedimen Klastik yang telah diamati :

3.1   Lembar Deskripsi 1 Peraga PV – 06


Gambar 3.1 Batuan Peraga PV-06

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Setelah dilakukan pengamatan dan deskripsi secara megaskopis, didapatkan bahwa peraga batuan PV-06 yang memiliki dimensi panjang 7,5 cm, lebar 1,5 cm, dan tinggi 5 cm ini merupakan jenis batuan sedimen karbonat non klastik yang ditandai dengan komposisinya yang dominan akan kristal mineral. Warna dari peraga ini adalah krem dengan struktur kristalin, sedangkan teksturnya yakni berwarna putih, kekerasannya 3 SM karena tercerat ketika digores menggunakan kawat tembaga yang kekerasannya 3 SM, ketembusan cahayanya adalah translucent karena tidak bisa meneruskan cahaya ketika peraga diberikan cahaya, ceratnya juga berwarna putih, kilapnya kaca, dan peraga ini bereaksi dengan menghasilkan buih ketika ditetesi oleh HCl yang menunjukkan bahwa mineral penyusunnya merupakan komponen material karbonat. Sehingga, didapatkan bahwa komposisi mineral penyusun batuan peraga PV-06 adalah 100% kalsit, karena penyusunnya hanya 1 mineral sehingga disebut dengan monomineralik.

Berdasarkan pengamatan tersebut, dapat dirumuskan untuk penamaan batuan PV-06 menggunakan klasifikasi Grabau (1904) yakni calcipulverite, hal ini karena batugamping yang memiliki komposisi kalsit merupakan hasil dari proses presipitasi kimiawi yang ana sesuai dengan hasil penamaan menggunakan klasifikasi tersebut.


Gambar 3.2 Klasifikasi Grabau (1904) untuk batuan peraga PV-06

(Sumber: Materi praktikum batuan sedimen karbonat 2024)

Selain menggunakan klasifikasi Grabau (1904) untuk penamaan batuan peraga PV-06, terdapat Klasifikasi Dunham (1962) yang juga bisa digunakan untuk penamaan jenis batuan karbonat non klastik. Klasifikasi Folk maupun Embry Klova tidak dapat digunakan karena parameter untuk klasifikasi tersebut tidak dimiliki oleh batuan peraga PV-06.

Berdasarkan teksturnya, tidak ditemukan ukuran butir, bentuk butir, maupun struktur butiran pada batuan peraga PV-06, yang artinya tidak ditemukan struktur pengendapan apapun. Sehingga, pada klasifikasi Dunhan (1962) dapat langsung di klasifikasi sebagai Crystaline carbonate.


Gambar 3.3 Klasifikasi Dunham (1962) untuk batuan peraga PV-06

(Sumber: Materi praktikum batuan sedimen karbonat 2024)

Berdasarkan analisis yang telah dijabarkan, diketahui bahwa petrogenesa dari batuan peraga PV-06 ini terbentuk secara insitu karena terjadinya proses presipitasi kimiawi, yang artinya batuan tersebut tidak mengalami transportasi dari lingkungan pengendapannya yakni laut dangkal atau pinggiran pantai. Batuan ini terbentuk dari kerangka kalsit yang terendapkan dan terlitifikasi saat terjadi rekristalisasi dari batugamping yang telah ada sebelumnya

 

3.2   Lembar Deskripsi 2 Peraga PV – 15

 

Gambar 3.4 Batuan peraga PV-15

(Sumber: Sumber pribadi)

 

Setelah dilakukan pengamatan dan deskripsi secara megaskopis, didapatkan bahwa peraga batuan PV-15 yang memiliki dimensi panjang 11,5 cm, lebar 2,5 cm, dan tinggi 7,5 cm ini merupakan jenis batuan sedimen karbonat klastik yang ditandai dengan hadirnya butiran berukuran pasir sangat halus (1/16 – 1/8 mm). Warna dari peraga ini adalah coklat dengan fosil berwarna putih tulang, strukturnya adalah fossilliferous. "Fossilliferous" adalah istilah yang merujuk kepada batuan atau lapisan sedimen yang mengandung fosil. Fosil ini dapat berupa sisa-sisa organisme, seperti tulang, gigi, atau cangkang, atau bahkan jejak aktivitas mereka, seperti jejak kaki atau lubang bor (Tucker & Wright, 1990). Sedangkan teksturnya yakni ukuran butirnya very find sand (pasir sangat halus) dengan ukuran 1/16 – 1/8 mm, kemasnya terbuka, sortasinya buruk, dan bentuk butirnya rounded yang menunjukkan bahwa material tertransportasi lumayan jauh sehingga bagian luarnya mengalami erosi hingga membulat.

Sehingga, didapatkan bahwa komposisi mineral penyusun batuan peraga PV-15 adalah 55% Allochem. Menurut Robert L. Folk, dalam batuan sedimen karbonat, allochem adalah fragmen atau struktur yang terbentuk di lokasi yang berbeda dari tempat asalnya. Allochem dapat berupa fragmen organik seperti kerang, foraminifera, atau fragmentasi organisme lainnya, dan juga fragmen organisme lainnya seperti fragmen batuan non-karbonat. Allochem disini berupa skeletal grain, menurut James dan Wright (1985), dalam konteks sedimentologi karbonat, skeletal grains adalah fragmen batuan karbonat yang masih mempertahankan struktur atau kerangka organiknya yang asli, seperti kerang, cangkang, atau rangka organisme lainnya. Fosilnya berupa cangkang bracchiopoda yang berwarna putih.

Selanjutnya ada 45% ortochem, ortochem menurut Dunham (1962) adalah partikel sedimen yang tersusun dari mineral yang sama dengan batuan induknya. Ortochem pada peraga PV-15 terdiri dari 40% mikrit berupa mud dengan ukuran 1/16 – 1/256 mm dan <5% sparit karbonat karena dapat bereaksi ketika ditetesi HCl.



Berdasarkan pengamatan tersebut, dapat dirumuskan untuk penamaan batuan peraga PV-15 menggunakan klasifikasi Grabau (1904) yakni calcirudite karena ukuran materialnya dominan lebih besar dari 2mm

 

 

Gambar 3.5 Klasifikasi Grabau (1904) untuk batuan peraga PV-15

(Sumber: Materi praktikum batuan sedimen karbonat 2024)

Sedangkan jika di klasifikasikan berdasarkan jenis dan proporsi alochem dan jumlah mikritnya, dapat digunakan klasifikasi Folk (1959, 1962). Jenis dan proporsi alochem dapat memberikan informasi tentang sumber sedimen dan lingkungan pengendapan batuan karbonat, sedangkan jumlah mikrit dapat memberikan informasi tentang proses pengendapan dan diagenesis batuan karbonat. Berdasarkan proporsi allochemnya, diketahui dari deskripsi bahwa peraga batuan PV-15 menagndung fosil, kemudian peraga PV-15 tergolong mikrit matriks karena penyusun utamanya berupa matriks sehingga diperoleh penamaan batuan berdasarkan klasifikasi Folk (1959, 1962) yakni Biomikrit.


Gambar 3.6 Klasifikasi Folk (1959) untuk batuan peraga PV-15

(Sumber: Materi praktikum batuan sedimen karbonat 2024)

Klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa peraga batuan PV-15 terbentuk di lingkungan pengendapan dengan energi rendah, seperti laut dangkal yang tenang atau laguna, di mana arus dan gelombang yang kuat tidak dapat mengangkut sedimen karbonat halus, sehingga sedimen terakumulasi. Biomikrit membutuhkan tingkat produktivitas organisme yang tinggi untuk terbentuk, seperti yang ditemukan di terumbu karang, laguna, dan platform karbonat dangkal. Kejernihan air penting untuk pembentukan biomikrit, karena air yang keruh dapat menghambat pertumbuhan organisme dan presipitasi karbonat.

Selanjutnya terdapat klasifikasi Dunham (1962) yang didasarkan pada tekstur deposisi batuan karbonat, yaitu tekstur yang terbentuk pada saat pengendapan batuan karbonat. Berdasarkan tekstur, terdapat ukuran butir maupun nemtuk butir yang merupakan tekstur deposisi terlihat jelas, kemudian  komponen asli dari peraga batauan PV-15 tidak terikat bersamaan selama pengendapan. Selanjutnya berdasarkan komposisi mudnya, peraga PV-15 merupakan grain supported karena memiliki 55% Allochem yang lebih banyak daripada ortochemnya. Sehingga disimpulkan bahwa menurut Klasifikasi Dunham (1962) peraga batuan PV-15 adalah Packstone.



Terakhir, ada klasifikasi Embry Klovan (1971) yang merupakan pengembangan dari klasifikasi Dunham (1962), tetapi seluruhnya didasarkan pada tekstur pengendapan dan lebih menegaskan dalam ukuran butir. Masih sama dengan sebelumnya bahwa Berdasarkan tekstur, terdapat ukuran butir maupun nemtuk butir yang merupakan tekstur deposisi terlihat jelas, kemudian  komponen asli dari peraga batauan PV-15 tidak terikat bersamaan selama pengendapan. Grain yamg terkandung lebih dari 10% yakni 55% sehingga bisa disebut matrix supported, lalu dirumuskanlah bahwa menurut klasifikasi Embry Klovan (1971) Peraga PV-15 adalah Floatstone.



Fasies adalah suatu formasi batuan yang memiliki karakteristik unik dalam hal litologi, struktur sedimen, dan struktur biologis, yang memperlihatkan variasi fasies yang berbeda dari batuan yang berada di sekitarnya, baik di bagian bawah, atas, maupun di sekelilingnya. Fasies sedimen mencerminkan hasil dari proses pengendapan batuan sedimen di lingkungan pengendapannya yang khusus. Identifikasi lingkungan pengendapan ini dapat dilakukan dengan menganalisis fasies sedimen, yang merangkum interpretasi dari berbagai data.

Model fasies Link (1950) adalah alat yang berguna untuk memahami distribusi sedimen di platform karbonat. Model ini dapat digunakan untuk memprediksi jenis batuan karbonat yang akan ditemukan di suatu lokasi, dan untuk memahami sejarah geologi platform karbonat. Karena sebelumnya telah diidentifikasi melalui klasifikasi Embry Klovan (1971) bahwa peraga PV-15 merupakan Floatstone, maka jelas bahwa fasiesnya adalah Back reef. Fasies karbonat back reef adalah salah satu fasies platform karbonat yang terletak di belakang (back) terumbu karang. Fasies ini dicirikan oleh air yang tenang,
energi rendah, dan sedimen yang halus.

Gambar 3.9 Model Fasies Karbonat (Link, 1950)

(Sumber: Geologicalmelankolia)

Bisa disimpulkan bahwa petrogenesa dari PV-15 yaitu terbentuk secara eksitu, akumulasi material berukuran halus (mud) yang tertransportasi kemudian terendapkan dan terlitifikasi bersamaan dengan fosil cangkang kerang di lingkungan pengendapan laut dangkal..

3.3   Lembar Deskripsi 3 Peraga PV – 29


Gambar 3.10 Batuan peraga PV-29

(Sumber: Sumber pribadi)

 

Setelah dilakukan pengamatan dan deskripsi secara megaskopis, didapatkan bahwa peraga batuan PV-29 yang memiliki dimensi panjang 12,5 cm, lebar 7 cm, dan tinggi 7 cm ini merupakan jenis batuan sedimen karbonat klastik yang ditandai dengan hadirnya butiran berukuran pasir sangat halus (1/16 – 1/8 mm). Warna dari peraga ini adalah coklat keabuan, strukturnya adalah fossilliferous. "Fossilliferous" adalah istilah yang merujuk kepada batuan atau lapisan sedimen yang mengandung fosil. Fosil ini dapat berupa sisa-sisa organisme, seperti tulang, gigi, atau cangkang, atau bahkan jejak aktivitas mereka, seperti jejak kaki atau lubang bor (Tucker & Wright, 1990). Sedangkan teksturnya yakni ukuran butirnya very find sand (pasir sangat halus) dengan ukuran 1/16 – 1/8 mm, kemasnya terbuka, sortasinya buruk, dan bentuk butirnya rounded yang menunjukkan bahwa material tertransportasi lumayan jauh sehingga bagian luarnya mengalami erosi hingga membulat.

Sehingga, didapatkan bahwa komposisi mineral penyusun batuan peraga PV-29 adalah 55% Allochem. Menurut Robert L. Folk, dalam batuan sedimen karbonat, allochem adalah fragmen atau struktur yang terbentuk di lokasi yang berbeda dari tempat asalnya. Allochem dapat berupa fragmen organik seperti kerang, foraminifera, atau fragmentasi organisme lainnya, dan juga fragmen organisme lainnya seperti fragmen batuan non-karbonat. Allochem disini berupa skeletal grain, menurut James dan Wright (1985), dalam konteks sedimentologi karbonat, skeletal grains adalah fragmen batuan karbonat yang masih mempertahankan struktur atau kerangka organiknya yang asli, seperti kerang, cangkang, atau rangka organisme lainnya. Fosilnya berupa cangkang kerang yang berwarna putih.

Selanjutnya ada 45% ortochem, ortochem menurut Dunham (1962) adalah partikel sedimen yang tersusun dari mineral yang sama dengan batuan induknya. Ortochem pada peraga PV-29 terdiri dari 40% mikrit berupa mud dengan ukuran 1/16 – 1/256 mm dan <5% sparit karbonat karena dapat bereaksi ketika ditetesi HCl.

Berdasarkan pengamatan tersebut, dapat dirumuskan untuk penamaan batuan peraga PV-29 menggunakan klasifikasi Grabau (1904) yakni calcirudite karena ukuran materialnya dominan lebih besar dari 2mm

 

Gambar 3.11 Klasifikasi Grabau (1904) untuk batuan peraga PV-29

(Sumber: Materi praktikum batuan sedimen karbonat 2024)

Sedangkan jika di klasifikasikan berdasarkan jenis dan proporsi alochem dan jumlah mikritnya, dapat digunakan klasifikasi Folk (1959, 1962). Jenis dan proporsi alochem dapat memberikan informasi tentang sumber sedimen dan lingkungan pengendapan batuan karbonat, sedangkan jumlah mikrit dapat memberikan informasi tentang proses pengendapan dan diagenesis batuan karbonat. Berdasarkan proporsi allochemnya, diketahui dari deskripsi bahwa peraga batuan PV-29 menagndung fosil, kemudian peraga PV-29 tergolong mikrit matriks karena penyusun utamanya berupa matriks sehingga diperoleh penamaan batuan berdasarkan klasifikasi Folk (1959, 1962) yakni Biomikrit.


                                 Gambar 3.12 Klasifikasi Folk (1959) untuk batuan peraga PV-29

(Sumber: Materi praktikum batuan sedimen karbonat 2024)

 

Klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa peraga batuan PV-29 terbentuk di lingkungan pengendapan dengan energi rendah, seperti laut dangkal yang tenang atau laguna, di mana arus dan gelombang yang kuat tidak dapat mengangkut sedimen karbonat halus, sehingga sedimen terakumulasi. Biomikrit membutuhkan tingkat produktivitas organisme yang tinggi untuk terbentuk, seperti yang ditemukan di terumbu karang, laguna, dan platform karbonat dangkal. Kejernihan air penting untuk pembentukan biomikrit, karena air yang keruh dapat menghambat pertumbuhan organisme dan presipitasi karbonat.

Selanjutnya terdapat klasifikasi Dunham (1962) yang didasarkan pada tekstur deposisi batuan karbonat, yaitu tekstur yang terbentuk pada saat pengendapan batuan karbonat. Berdasarkan tekstur, terdapat ukuran butir maupun nemtuk butir yang merupakan tekstur deposisi terlihat jelas, kemudian  komponen asli dari peraga batauan PV-29 tidak terikat bersamaan selama pengendapan. Selanjutnya berdasarkan komposisi mudnya, peraga PV-29 merupakan grain supported karena memiliki 55% Allochem yang lebih banyak daripada ortochemnya. Sehingga disimpulkan bahwa menurut Klasifikasi Dunham (1962) peraga batuan PV-29 adalah Packstone.


Terakhir, ada klasifikasi Embry Klovan (1971) yang merupakan pengembangan dari klasifikasi Dunham (1962), tetapi seluruhnya didasarkan pada tekstur pengendapan dan lebih menegaskan dalam ukuran butir. Masih sama dengan sebelumnya bahwa Berdasarkan tekstur, terdapat ukuran butir maupun nemtuk butir yang merupakan tekstur deposisi terlihat jelas, kemudian  komponen asli dari peraga batauan PV-29 tidak terikat bersamaan selama pengendapan. Grain yamg terkandung lebih dari 10% yakni 55% sehingga bisa disebut matrix supported, lalu dirumuskanlah bahwa menurut klasifikasi Embry Klovan (1971) Peraga PV-29 adalah Floatstone.


Gambar 3.14 Klasifikasi Embry Klovan (1971)  untuk batuan peraga PV-29

(Sumber: Materi praktikum batuan sedimen karbonat 2024)

Fasies adalah suatu formasi batuan yang memiliki karakteristik unik dalam hal litologi, struktur sedimen, dan struktur biologis, yang memperlihatkan variasi fasies yang berbeda dari batuan yang berada di sekitarnya, baik di bagian bawah, atas, maupun di sekelilingnya. Fasies sedimen mencerminkan hasil dari proses pengendapan batuan sedimen di lingkungan pengendapannya yang khusus. Identifikasi lingkungan pengendapan ini dapat dilakukan dengan menganalisis fasies sedimen, yang merangkum interpretasi dari berbagai data.

Model fasies Link (1950) adalah alat yang berguna untuk memahami distribusi sedimen di platform karbonat. Model ini dapat digunakan untuk memprediksi jenis batuan karbonat yang akan ditemukan di suatu lokasi, dan untuk memahami sejarah geologi platform karbonat. Karena sebelumnya telah diidentifikasi melalui klasifikasi Embry Klovan (1971) bahwa peraga PV-29 merupakan Floatstone, maka jelas bahwa fasiesnya adalah Back reef. Fasies karbonat back reef adalah salah satu fasies platform karbonat yang terletak di belakang (back) terumbu karang. Fasies ini dicirikan oleh air yang tenang, energi rendah, dan sedimen yang halus.

Gambar 3.15 Model Fasies Karbonat (Link, 1950)

(Sumber: Geologicalmelankolia)

Bisa disimpulkan bahwa petrogenesa dari PV-29 yaitu terbentuk secara eksitu, akumulasi material berukuran halus (mud) yang tertransportasi kemudian terendapkan dan terlitifikasi bersamaan dengan fosil cangkang kerang di lingkungan pengendapan laut dangkal..


 

BAB IV

PENUTUP

 

4. 1 Kesimpulan

Dari praktikum mata kuliah Petrologi acara Batuan Sedimen Karbonat yang dilaksanakan pada tanggal 30 april 2024 ini dapat ditarik kesimpulan dari 3 peraga yang diamati yaitu:

a.     Lembar Deskripsi 1 Peraga PV-06

Peraga PV-06 memiliki dimensi panjang x tinggi x lebar yaitu 7,5cm x 5cm x 1,5cm, jenis batuannya adalah Batuan Sedimen Non Klastik, warnanya krem, strukturnys kristalin, tekstur terdiri dari warna putih krem, kekerasannya 3 SM, ceratnya putih, kilapnya kaca, dan transparansinya translucent. Komposisi 100% Kalsit, diperoleh penamaan batuan Batuan peraga PV-06 merupakan Calcipuverite (Grabau, 1904) dan Crystalline carbonate   (Dunham, 1962) yang terbentuk secara insitu karena terjadinya proses presipitasi kimiawi, yang artinya batuan tersebut tidak mengalami transportasi dari lingkungan pengendapannya yakni laut dangkal atau pinggiran pantai. Batuan ini terbentuk dari kerangka kalsit yang terendapkan dan terlitifikasi saat terjadi rekristalisasi dari batugamping yang telah ada sebelumnya.

b.     Lembar Deskripsi 2 Peraga PV-15

Peraga PV-15 memiliki dimensi panjang x tinggi x lebar yaitu 11,5cm x 7,5cm x 2,5cm, jenis batuannya adalah Batuan Sedimen Klastik, warnanya cokelat dengan fosil berwarna putih tulang, strukturnys fossilliferous, tekstur terdiri dari ukuran butirnya very find sand (pasir sangat halus) dengan ukuran 1/16 – 1/8 mm, kemasnya terbuka, sortasinya buruk, dan bentuk butirnya rounded. Komposisi 55% allochem dan 45% ortochem, fasiesmya back reef, dan diperoleh penamaan batuan Batuan peraga PV-15 merupakan Calcirudite (Grabau, 1904), Biomikrit (Folk, 1959), Biomikrit (Folk, 1962), Packstone (Dunham, 1962), dan Floatstone (Embry Klovan, 1971) yang terbentuk secara eksitu, akumulasi material berukuran halus (mud) yang tertransportasi kemudian terendapkan dan terlitifikasi bersamaan dengan fosil Bracchiopoda di lingkungan pengendapan laut dangkal.

c.     Lembar Deskripsi 3 Peraga PV-29

Peraga PV-29 memiliki dimensi panjang x tinggi x lebar yaitu 12,5cm x 7cm x 7cm, jenis batuannya adalah Batuan Sedimen Klastik, warnanya cokelat keabuan, strukturnys fossilliferous, tekstur terdiri dari ukuran butirnya very find sand (pasir sangat halus) dengan ukuran 1/16 – 1/8 mm, kemasnya terbuka, sortasinya buruk, dan bentuk butirnya rounded. Komposisi 55% allochem dan 45% ortochem, fasiesmya back reef, dan diperoleh penamaan batuan Batuan peraga PV-29 merupakan Calcirudite (Grabau, 1904), Biomikrit (Folk, 1959), Biomikrit (Folk, 1962), Packstone (Dunham, 1962), dan Floatstone (Embry Klovan, 1971) yang terbentuk secara eksitu, akumulasi material berukuran halus (mud) yang tertransportasi kemudian terendapkan dan terlitifikasi bersamaan dengan fosil cangkang kerang di lingkungan pengendapan laut dangkal.

 

4. 2 Saran

Saran dari saya mengenai praktikum petrologi masih sama dengan sebelumnya yaitu semoga asisten dan dosen bisa menyatukan pemikiran mengenai unci jawaban dari setiap peraga agar praktikan tidak bingung mana yang benar atau mana yang salah. Selain itu, semoga kedepannya asisten bisa lebih konsisten dalam mengoreksi agar tidak terjadi lagi di satu asisten tetapi jawaban yang disalahkan atau dibenarkan berbeda, terimakasih.


DAFTAR PUSTAKA

 

Dunham, R. J. (1962). Classification of carbonate rocks according to depositional texture. In Classification of Carbonate Rocks (pp. 108-121). American Association of Petroleum Geologists Memoir 1.

Embry, A.F., and Klovan, J.E., 1971, A classification of carbonate rocks based on their depositional origin: American Association of Petroleum Geologists Bulletin, v. 55, no. 1, p. 1-28.**

Folk, R. L. (1959). Practical petrographic classification of limestones. AAPG Bulletin, 43(1), 1-38.

Grabau, A.W., 1904, Principles of Stratigraphy, G.P. Putnam's Sons, New York, 850 p.

Sukandarrumidi., Purnamawati, D. I., Miftahussalam., Rakhman, A. N., and Maulana, F. W. 2017. Belajar Petrologi Secara Mandiri. 1st edition. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tucker, M. E., & Wright, V. P. (1990). Carbonate Sedimentology. Blackwell Scientific Publications.

 

Posting Komentar

0 Komentar